Rabu, 25 Maret 2015

Ngelancong Pulau Serangan ke Sarang Penyu

Oleh Milliya

Jalarasa,- Jika kamu tengah #ngelancong ke Bali, ada baiknya luangkan waktu sejenak
untuk mengunjungi sebuah Pulau Serangan atau disebut Pulau Penyu, dijamin enggak bakal nyesel. Keindahan alam serta yang begitu eksotis disertai penangkaran dan tak kalah adalah menyentuh langsung penyu.


Pengalaman itu dirasakan langsung oleh saya, awalnya hanya sekadar iseng-iseng menghabiskan waktu senggang dan kebetulan dapat pinjaman kamera. Memang waktu liburan paling enak dihabiskan buat liburan, Sabtu [11/5] ketimbang bengong, itulah yang membuatnya begitu bahagia saat teman saya, Hepi bersedia mengantarnya ke tempat penyu.  


Singkat cerita, kami langsung meluncur dengan mengendarai sepeda motor, saya dibonceng Hepi, menuju Pulau Serangan. Letaknya 5 km di sebelah selatan kota Denpasar, Bali. Dengan panjang pulau 2,9 km dan lebar 1 km. 30 menit dari kostan saya di Jl. Sedap Malam-Sanur


Sesampainya, saya langsung tergiur untuk langsung ngambil foto Pulau Serangan yang danaunya bening. Nampak tenang dari kejauhan. Gagal. Sore itu Serangan sedang surut. Nampak tanah basah sisa genangan air. Berlumut coklat kehitam-hitaman.


Melihat saya yang tengah murung lantaran gagal mewujudkan keingingan, Hepi, mengajak saya ke penangkaran Penyu. Letaknya didalam Pulau Serangan. Saya tidak menolak.


Sore dan matahari di Bali, masih terik. Saya memasuki pintu gerbang yang tidak berpagar, lantas memarkir motor di lahan teduh. Ada dua patung penyu besar, dua bangunan serupa kantor. Satunya kafe.

“Kok sepi ya,” komentar saya. “Jangan-jangan enggak ada orang.”

“Ada penjaga,” jawab Hepi, singkat.

Dari arah kafe, lamat-lamat seorang lelaki berperawakan besar menghampiri kami. Ia menyambut kedatangan kami dengan senyum. “Mau lihat-lihat.” Serunya, sambil mempersilakan saya dan Hepi, untuk mengikutinya. Saya dan Hepi, manut. Mengikuti langkahnya dari belakang.


“Ini penyu hijau dan itu penyu lekang,” unjuknya sambil memainkan air di kolam penyu. Empat kolam berukuran 1.5m saling berhadap-hadapan. Ada tiga jejer kolam sebagai tempat penangkaran.


Lelaki yang memandu saya sore itu namanya, Bli Made. Delapan tahun sudah Ia, bekerja di penangkaran penyu di Serangan. Sambil melihat-lihat beberapa koleksi penyu yang dirawat khusus. Bli Made, menuturkan muasal ihwal penyu yang perlahan punah.


“Dahulu, penyu dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari. Baik itu telurnya atau dagingnya sekalipun.”
Saya merinding membayangkannya. Mencium bau amis yang menghilangkan selera makan. Telur penyu. Daging penyu. Isi kepala saya berisi potongan gambar masakan-yang saya pastikan sangat tidak enak. “Dasar manusia. Apa saja serba dimakan,” umpat saya. Hepi, tersenyum. Saya kembali menggerutu.


“Khususnya di Bali, penyu-kan dipakai untuk kebutuhan upacara. Biasanya, kepalanya saja sih,” lanjut Bli Made. “Penyu lama bertelurnya. Sedang yang makan setiap hari dan banyak. Jadilah penyu terancam punah.”


Untuk melindungi populasi penyu, th 1999 pemerintah mengeluaran UU yang memutuskan bahwa Penyu adalah hewan yang dilindungi. Meski demikian, penangkaran penyu di Pulau Serangan ini tidak menerima subsidi dari pemerintah.


“Penangkaran ini adalah hasil swadaya masyarakat. Pengelolaannya dibawah banjar,” terang Bli Made.

Butuh 10-25th untuk penyu bisa bertelur. Lama. [Jadi kalau diusia 25th kamu masih jomblo santai aja, ada temennya tuh: penyu :D] Sekali bertelur berojolnya 150 butir. Menetas dalam kurun waktu + 50 hari. Setelah dikubur didalam pasir.


Jam tangan saya menunjukan waktu pukul lima sore. Setelah mengitari beberapa kolam penyu dan melihat-lihat isi museum penyu. Saya berpamitan kepada Bli Made. Sebelumnya cuci tangan dulu, bau amis. Lantas meneruskan perjalanan muterin pulau Serangan.


Selasa, 24 Maret 2015

Agen Trevel: Ngelancong ke Pulau Tidung


Bagi teman-teman yang belum pernah mengunjungi salah satu pesona alam yang terdapat di kawasan kepulauan Seribu, Pulau Tidung. Yuk #Ngelancong ke sana.  

Kalau masih penasaran dengan pesona alam apa saja, silakan disimak baik-baik. 

Salah satu pesona yang bisa dirasakan, Jembatan Cinta, sebuah jembatan penghubung antara Pulau Tidung kecil dengan Tidung. Saat berada di atas Jembatan yang mempunyai mitos tentang cinta ini, teman-teman bisa melihat hamparan laut berwarna biru apalagi saat matahari terbenam. 

Tak hanya menikmati pemandangan alam, jika teman-teman mempunyai nyali bisa loncat dari atas jembatan dan menikmati segarnya air laut. 

Oh iya, tak kalah penting teman-teman juga dapat menyelam melihat panorama keindahan habitat bawah laut, ikan-ikan penuh warna menghampiri teman-teman. 

Kurang lebih begitulah, kalau teman-teman tertarik maka langsung saja hubungi agen trevel Pulau Tidung, http://trisna-tidung.com. 

Agen ini  memberikan jaminan kemudahan juga beberap servis yang membuat teman-teman tak perlu lagi pusing. Beriut ini beberapa servis yang bisa didapat 

Kapal Fery Muara Angke (PP)
• Penginapan AC
• Welcome drink
• Makan 3 x
• kapal untuk snorkeling
• Snorkeling ( pulau payung )
• Perlengkapan snorkeling/orang
• Jalan2 ke Jembatan Cinta
• Jalan2 ke Tanjongan Barat Pulau Tidung
• Sepeda santai/orang
• BBQ dipinggir pantai ( cumi dan ikan bakar )
• Guide ( pemandu )
• Camera under water
• Air mineral ketika snorkeling

Untuk info lebih jelasnya, silakan hubungi 

 TRISNA 

alamat : pulau tidung kepulauan seribu Rt. 001/02

            jln, masjid nurul huda

call      : 08567332541/081311579476

PIN BB : 2AB0C941



Senin, 23 Maret 2015

Ngelancong Sunda Kelapa

Jalarasa.-  kali ini bakal ngelancong ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Di antara teman-teman pastinya sudah banyak yang paham benar dengan pelabuhan tersebut. Yups, sebuah pelabuhan yang terdapat masih dalam kawasan Jakarta, tepatnya berada di kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Sebagai pelabuhan, Sunda Kelapa menyimpan beragam cerita yang telah mewarnai sejarah Indonesia, bahkan pelabuhan tersebut turut serta memberikan sumbangsih nama Jakarta.

Lepas dari itu semua, saat ini saya ingin berbagi hasil #Ngelancong saya beberapa waktu yang lalu, tentang apa saja yang berhasil kami jepret dalam sebuah lensa kamera. Sebuah jepretan yang menggambarkan kehidupan dari kuli panggul, jasa perbaikan kapal dan tak luput menjadi sarana permaian bocah, mereka nampak asik berenang di atara celah-celah deretan kapal.

Jepretan di atas hanya sebagian dari jepretan yang lainnya, jika tertarik melihat yang lainnya silakan buka situs kami di  angkringanfoto 


Minggu, 22 Maret 2015

Keindahan Kota dari Puncak

angkringanwartaHembusan angin menambah dingin, secangkir bandrek disertai isapan rokok  hanya sekadar  penyangga lutut agar tetap stabil dihantam hawa dinging, Memang keduanya tak cukup kuat yang memaksa tubuh ini bersandar pada pagar penyanggah bukit 'Rindu Alam'.

Sebuah bukit yang berada tepat di samping jalan kawasan Puncak.  Bagi yang pernah berkunjung kawasan Puncak mungkin sudah tak asing lagi dengan nama 'Rindu Alam'. Hampir setiap malam, kawasan tersebut rasanya tak akan pernah sepi pengunjung. Entalah apa yang dicari, mungkinkah hanya sekadar menghabiskan malam bersama pasangan, atau juga hanya ingin menikmati jagung bakar sambil menikmati cahaya ibu kota.

Apa pun itu, pastinya tiap-tiap pengunjung mempunyai maksud tersendiri meskipun hanya sekadar iseng-iseng semata. Hal ini juga berlaku pada saya.  Yups, sengaja datang dari pusat kota hanya ingin menikmati suasana pegunungan atau sekadar menghilangkan perasaan sumpek dengan rutinitas.

Dan setibanya, baru menyadari bagaimana kota menawarkan keindahan yang rasanya tak akan pernah dirasakan saat berada di tengah-tengah kota yang terlalu sumpek dengan segala macam keruwetan Ibu kota.

Dari atas sini, kemilau cahaya kota nampak begitu indah, mungkin ini juga terjadi pada sebuah laron mengerumungi lampu.


Bagaimana indahnya cahaya lampu-lampu tersebut, silakan disimak beberapa foto tersebut dan untuk lebih puasnya silakan kunjungi sendiri. (DS/angkringanwarta)