Pagi Ranukumbolo, hawa dingin nan sunyi yang kau tawarkan menembus dinding pengamanku. Menusuk tulang membuat ku tak bisa lagi menolak. Iya, di bawah cahaya purnama aku pun bersetubuh dengan dingin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang kopi, ngelancong, dan apa saja yang mengugah perasaan
0 komentar:
Posting Komentar