Senin, 29 Agustus 2016

Ngelancong, Main Hujan-hujanan

Jalarasa,- #Ngelancong atau berpergian menyaksikan tempat-tempat indah, sebuah tempa yang dapat mengugah rasa, terpana pada pesona alam. Wah, mau banget apa lagi untuk sebuah kawasan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Namun apalah daya, pada kenyataan banyak kawasan tersebut belum juga terjangkau. Entalah, mungkin masih angan-angan semata sambil berharap keajaiban bakal datang. hehehe.

Ketimbang ngelamun dan keajabain tak kunjung datang, aku putuskan aja mengunjungi teman, itung-itung sekalian minum #kopi hitam gratis. Bukanya  ini sama aja, yang membedakan adalah kawasan yang bakal dikunjungi dan utamanya adalah dana.

Ngelancong pun dimulai, tak lama berselang hidangan kapi panas tela siap disruput. Sambil menikmatnya, rinai hujan mulai mengguyur kawasan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Anak-anak mulai berkumpul di pinggir rel kereta api, mereka seakan tela merelakan badanya diguyur hujan dan menanggung resiko terbesar, yakni  omelan dari sang ibu.

Peristiwa ternyata membanwa pada kampung halaman, saat itu hujan adalah kejadian yang selalu menyenangkan untuk bermain bola. Dan mungkin kejadian bakal sama dengan anak-anak yang tengah hujan-hujan, saat tiba di rumah maka tamparan bakal mendarat di paha. Sambil menangis, ibu galak. heehe

Foto yang di atas adalah salah satu foto yang saya berhasil dijepret. Untuk foto-foto lainnya, lain kali aja

Sabtu, 27 Agustus 2016

Lagi dan Lagi Tentang Senja

Jala-Rasa,- Berbicara tentangnya tak cukup kata untuk dapat mendeskripsikannya. Mungkin sudah tepat jika ia hanya untuk dinikmati apalagi sambil sruput #kopi. Oh, sungguh terasa damai. Siapa coba yang tak akan terpikat dengan pancarannya?

Setahu saya sepanjang #Ngelancong, sudah banyak orang yang  tergila-gila termasuk sastrawan sekaliber Seno Gumira Ajidarma nekat mencuri senja untuk pacarnya. Terbanyang bukan, bagaimana daya pikat senja.

Yups, semuanya tentang senja. Aku untuk kesekian kali terpengarah menatapnya. Sial, ia terlalu cepat berlalu begitu saja. Bisa jadi ini yang membuat sebagian orang stres sehingga ia kembali mencarinya.

Pada senja ini, aku kembali mencoba mengabadikannya. Sengaja hal ini dilakukanya bukan lantaran esok tak ada waktu untuk menikmatinya, tapi sebagai bentuk antisipasi  jika pada suatu hari ada yang mencurinya dan masyarakat kembali dihebohkan dengan berita pencurian senja. Berita itu diberi judul besar-besar di tempatkan pada halaman depan.

Yak sudahlah yang pasti untuk beberapa menit lamanya aku hanya menikmati senja di samping markas www. jasa-sablon.com. Sebuah markas tempatnya pembuatan kaos dan sablon manual. Hanya itu saja, dan aku sepertinya tak akan pernah bosan untuk kembali menatapnya meskipun tak akan pernah jelas kapan dan diman kejadian itu berlangsung.




Selasa, 02 Agustus 2016

Bukan Sedang Berbagi #Kopi

"bukan maksudku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing,"
Petikan Puisi Chairil Anwar 

Nasib apa yang hendak kau bagi dan kepada siapa ingin kau berikan? Dan aku tidak sedang mencoba menafsirkan ulang atau berlagak seolah kritikus sastra saja. 

Jika benar demikian tentunya nasib tak seperti sedang menikmati secangkir kopi berdua alias join kopi atau sedikit mengenang masa lalu perihal sebatang rokok untuk dihisap ramai-ramai. Mungkin memang sudah tak bisa disangkal lagi, nasib adalah kepemilikan masing-masing.

Menesuliri lorong kesendirian usai menghadiri pesta, layaknya kisah yang diceritakan -Pramoedya Ananta Toer  pada sebuah roman

 "Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang... seperti dunia dalam pasarmalam. Seorang-seorang mereka datang... dan pergi. Dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya terbang entah ke mana"
 -Pramoedya Ananta Toer  

Ya sudahlah mau dikata apa lagi. Yang pasti saat ini, aku tengah menikmati secangkir kopi sambil berharap ada seorang yang bersedia menemani malamku. Berharap penuh harap setidaknya berbagi kopi.

Kemudian aku menghampiri dan yang terlihat hanya pantulan dari wajahku penuh goresan. Mungkin cerimin ini terlalu kusam tak ada wajah keceriaan.