Selasa, 28 Maret 2017

Sruput Kopi Kintamani di Seniman Coffee Studio

Kopi hitam,-Bagi pecinta kopi menikmatinya maka sudah menjadi keharusan mensruputnya tanpa mengenal waktu, tempat dan lokasi.  Begitu juga dengan kami yang secara kebetulan tengah melancong ke Ubud, Bali.

Kami layaknya seorang pemburu yang tengah mencari mangsa berupa kopi khas. Dan pada akhirnya pilihan jatuh pada Seniman Coffee Studio, yakni salah satu kedai kopi yang terletak di jalan raya Ubud, Bali.

Sore hari tepatnya saat hujan belum benar-benar reda, kami nekat meluncur. Setibanya, kedai kopi ini telah disesaki sejumlah wisatawan asing.  Meski demikian, kehadiran kami tetap mendapat sambutan ramah dan mempersilakan untuk memilih tempat duduk.

Kami memilih tempat  yang menghadap jalan raya memang. Alasan utama ialah tempat terasa lebih nikmat jika menghisap rokok dan yang tak kalah penting terlihat tak terlalu sumpek dengan padatnya pengujung. Dengan begitu akan terasa lebih nyaman apalagi dengan tempat duduk yang sebenarnya sama saja dengan tempat duduk pada umumnya terbuat dari plastik cuma bagian kaki bangku terapat lengkungan kayu jadi mirip kursi goyang. Jadi ngopi kian santai dengan goyangan kursi.

Seorang datang dengan membawakan secarik kertas berupa catatan menu. Ia menjelaskan beragam jenis menu yang dapat dinikmati termasuk kopi. Menurunya, semua kopi yang ada disini merupakan hasil racikan sendiri dari biji kopi, proses sangrai hingga penggilingan.

Untuk proses sanggrai dan penggilingan tepat di hadapan hanya terhalang jalan raya.  Kami pun saling berhadapan dengan proses dari biji kopi hingga menjadi bubuk yang siap diracik. Ia pun menawarkan jika ingin melihat langsung bagaimana biji kopi diolah.

Penjelasan secara rinci dan hampir setiap pertayaan dijawab penuh senyuman menambah plus kedai kopi ini. Ia menambahkan,  biji kopi yang siap disajikan terdapat beberapa macam varian dengan tingkat yang berbeda dan biasanya untuk orang Indonesia lebih menyukai premium dengan alasan lebih pahit.

Bagi saya secara pribadi jika mengunjungi sebuah wilayah maka pilihan utama adalah kopi khas daerah tersebut. Itulah alasan mengapa saya memilih kopi hitam dengan diracik tubruk khas Bali, yakni Kintamani.

Sementara itu,ia memilih kopi Latte dan saya sendiri sebagaimana yang sudah-sudah, pilihan jatuh pada kopi hitam dengan racikan tubruk. 

Waktu terasa berjalan begitu lambat mungkin sudah tak sabar lagi untuk sruput kopi. Dalam penantian yang cukup panjang bagi orang yang sudah tak sabar ini, saya mencoba lebih memilih untuk mengamati sekitar tempat ini.

Seniman COffe Studio bisa dikatakan cukup unik, dari dua sepeda tua yang menggantung tepat di pintu masuk dan tak ketinggalan adalah cangkir yang seperti terbuat dari botol minuman yang .

Akhirnya tiba juga, secangkir kopi hitam kintamani dan kopi Latte. Saya yang sudah tak sabar menikmatnya pun langsung mencium kepulan asap.

Sruputan terus berlanjut, kopi ini terasa begitu sayang untuk ditinggilkan begitu saja.

Bagaimana rasa  kopi Kintamani dengan racikan para barista di Seniman Coffee Studio silakan langsung saja dirasakan apalagi jika teman-teman tengah berkunjung ke Ubud, Bali, Indonesia

Untuk lokasinya sangat mudah dijangkau,


Seniman Coffee Studio

Jalan Sriwedari No. 5 Ubud, Bali

80581 Indonesia

Telepon 081236076640

Selasa, 14 Maret 2017

Ngelancong, Kota Tua Pelarian Penat

JalaRasa, Ngelancong,- kata apa yang dirasa cocok untuk menggambarkan perihal Jakarta? Jakarta dengan segudang problematika terkadang membuat kota ini penat, belum lagi cerita Pilkada yang kian hari-hari penuh dengan caci maki.  Ramah-tamah seakan hanya sebuah dongeng sebelum tidur, dongeng selingan di antara kisah kancil.

Jakarta oh jakarta begitulah lontaran kata yang dilontarkan musisi yang kerap disapa bang Iwan Fals. Ia menyebut Jakarta penuh dengan drama kehidupan.

Cerita Jakarta sekan tak ada sisi menariknya selaian rupiah. Jakarta tempat orang mencari rupiah. Maka tak mengeherankan jika banyak orang  yang merantau ke Jakarta mengejar sebuah impian berupa berbaikan ekonomi.

Sudahlah sruput kopi hitam kental, salah alamat jika mencari damai di Jakarta. Justru karena Jakarta sumpek maka tak mengherankan jika puncak atau pulau seribu sebagai obat penat.  Hal demikian dapat ditilik dari padatnya ruas jalan raya yang disesaki dengan plat B pada hari libur, puncak macet bukan lantaran si komo lewat.

Solusi lainya adalah Kota Tua, sebuah kawasan dengan bangunan tempo dutu. Pilihan Kota Tua sebagai pelarian penat dari rutinitas menjemukan. Halaman museum Fatahillah tak akan pernah sepi dari pengunjung baik muda-mudi dan tak ketinggalan keluarga.

Pilihan jatuh pada Kota Tua, , yakni jarak yang tak terlampua jauh sehingga Kota Tua menjadi wisata yang paling mungkin terjangkau segala kalangan yang berada di Jakarta.

Wisata Kota Tua dengan menawarkan berupa wisata sejarah, pilihan lainnya adalah keliling bangunan Tua dengan menyewa sepada cantik. Bergaya ala none-none Belanda.

Anda bisa menyewa sepeda dengan pilihan warna-warna cantik. Pilih saja sepeda dengan warna seperti apa yang disukai. Bagi yang ingin menyewa sepeda biasanya dikenakan biaya seharga,

Untuk menyewa sepeda, kamu hanya perlu merogoh kocek Rp 20 ribu per 30 menit, para pengunjung bisa bersepeda santai di area Kota Tua, sambil mengendaoai sepeda onthel dengan warna-warni yang cerah.

Adalah Paguyuban Onthel Wisata Kota Tua yang memprakarsai usaha penyewaan sepeda onthel ini sejak tahun 2008.

Selasa, 07 Maret 2017

Pada Stasiun Itu

jalarasa,- Ngelancong,-

 Saat foto disodorkan maka akan terlahir beragam penafsiran. Sejumlah makna bermuculan  malah sangat dimungkinkan tak pernah terpikirkan sang pemilik foto. 


Ngelancong untuk singgah sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Kurang lebih begitulah gambaran saat aku diharuskan berganti kereta.

Pada salah satu stasiun di kawasan Jakarta, menanti kehadiran kereta yang bakal mengantarkan pada sebuah titik.

Sebagaiamana yang sudah-sudah dan mungkin dalam beberapa tahun ini, apa yang dinamakan stasiun tak akan pernah sepi kecuali kereta berhenti menjalankan fungsing sebagai kendaran angkutan masal.


Pada sebuah stasiun yang cukup padat, beragam latar belakang, gaya hidup, cara pandang melebur menjadi satu dengan tujuan yang sama, yakni kereta.

Kala itu juga maka berbeda bukan lagi menjadi penting.



Senin, 06 Maret 2017

Lalu Waktu dan Aku

JalaRasa,- Ngelancong, perjalananku dijumpai
pohon yang tumbuh di tepi jalan. Darinya terdapat bunga berwarna putih yang tengah mekar-mekarnya. Maka rasanya tak mengherankan jika terpancar keindahan bagi siap saja yang menyempatkan diri untuk sejenak singgah.

Yup, bunga mekar dengan kelopak putih indah lalu waktu menyisakan segala kenangan. Kini yang terdapat hanya bunga dengan kelopak mulai berceceran. Cerita bunga mekar berganti dengan bunga layu.

Waktu pada putaran merenggut keindahan bunga tepi jalan. Waktu telah melakukan serangan begitu dahsyat. Lalu bunga hanya bisa pasrah menerima serangan. Bagi bunga sekuat mempertahan kelopak agar tetap terjaga hanya impian semata.

Sejauh mana bertahan agar tetap terjaga segala macam keindahanya? Kurang lebih begitulah, sebuah putaran waktu yang membawa pada perjalanan dan pada titik-titik tertentu lalu lenyap. Mungkinkah akan mengenangnya, entalah.



Sabtu, 04 Maret 2017

Ngelancong, Bakul Pecel

Ngelancong atau bisa juga disebut juga mengunjungi (berkunjung) pada sebuah tempat. Sebuah aktivitas kunjungan kali dapat dikatakan  memang bukan sebuah tempat yang begitu eksotis sehingga mengundang sejumlah pelancong hingga luar Indonesia.

Bagaimana dibilang istimewa, saya cuman mengunjungi seorang teman di tempat usahanya. Memang secara kebetulan saja, dia lebih dahulu bergerak bidang jasa dan obrolan tak jauh-jauh dari putaran bisnis. Tapi, setidaknya cukuplah untuk merefres otak dari cerita yang terkesan itu-itu saja, itung-itung cuci mata.

Dan saya mencoba menyakini, setiap perjalanan akan selalu terdapat hal-hal yang menarik tinggal sejauh mana menangkap moment di sela-sela putaran waktu meskipun dalam obrolan hanya seputar ngalor-ngidul enggak jelas, terpenting ada kopi hitam.

Dalam perjalanan obrolan datang bakul pecel ( ada juga yang menyebutnya dengan pecal), sebuah makanan berupa sayuran dengan campuran bumbu kacang. Kisah bakul pecel ini pun mengingatkan pada cerita beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat saya masih berkecimpung dalam dunia organisasi.

Kala itu, saban bakul tersebut datang, saya bersama teman-teman selalu iuran untuk membeli pecel. Setidaknya lumayan buat ganjal perut mengingat anak kost yang tak mempunyai kos-kosan yang selalu kabur tiap memasuki bulan baru.

Bicara perihal pecel versi Wikipedia, makanan pecel belum diketahui dari daerah mana berasal cuma sebuah dugaan semata, pecel merupakan makanan yang berasal dari Madiun, Jawa Timur. Dugaan tersebut lantaran bumbu kacang yang mirip dengan sate Ponorogo.

Bagiamana cerita selanjutnya soal bakul pecel, silakan simak saja beberap jepretan photograpery amatir ini